Merantau II

Aku pernah meminta saran kepada mereka kearah mana perjuangan hidup ini. tapi sepenuhnya itu adalah pilihan ku. Aku pun memutuskan melangkah lebih jauh lagi, aku terkesima salah satu kota di ujung tanah jawa. Surabaya adalah kota pahlawan yang penuh perjuangan sebagaimana aku berjuang untuk lulus di salah satu kampus teknik terbaik di negeri ini. Begitulah kekuatan doa orang tua hingga aku berhasil menginjakkan kaki di tanah jawa itu.

Akupun sudah dewasa dan berani mengarungi kehidupan Kesenderian ku merantau demi pendidikan tinggi. Bukan berarti aku harus diantar sang ibu sebagai mana aku ketika awal masuk SD, SMP dan SMA. Dalam perjalanan ku aku berada dingkungan para pelajar dari berbagai pelosok negeri, dan aku tinggal bersama para saudara sesama pelajar daerah tapanuli membuat ku merasa  berada di kampung halaman. Rindu, pasti tapi bukan menjadi penghalang diperjalan ku, sakit sudah biasa dan aku pun bisa menghadapinya. Hanya berita bagus saja yang bisa aku sampaikan Kepada orang tuaku, itu lah cukup untuk mengobati rindu ku pada mereka. Bukan lah hal yang sulit untuk mencapai gelar Sarjana Teknik. Aku pun bangga ketika kedua orang tua ku melihat memakai toga sarjana di graha 10 nopember itu. Ini adalah kedatangan pertama dan terakhir kali nya dimasa pendidikan ku.

Cinta, aku pernah jatuh cinta kepada seorang wanita yang bahkan belum aku temui di kehidupan nyata. Tapi apakah Cinta itu betul betul nyata dan ada, atau suatu kamufulase hidup yang bisa membuat suka dan duka. Aku juga pernah jatuh cinta kepada wanita yaang aku banggakan, tapi apa kah menjamin kami kan bersatu. Dan trakhir aku jatuh cinta kepada seorang insan yang menurut ku cocok mendampingi hidup ku, bukan karena cantik ny, bukan karena hartanya, tapi hati nya yang dewasa yang penuh kelembutan bisa meluluhkan keras nya batu dalam diriku. tapi apakah sama yang dia rasakan dan sanggup kah menerima ku dengan kehidupan ku seperti ini. Aku hanya menitipkan nama nya kepada Allah, jika memang dia lah yang terbaik, mohon engkau ya Allah menjaga ny untukku, dan aku pun kan memeperbaiki diri sebagaimana aku bisa pantas untuk nya. Sekalipun waktu dan ruang yang berbeda, bukan lah penghalang bagiku tuk tetap Mencintainya.

Di kehidupan ku saat ini, apakah yang engkau kejar wahai insan muda, karir, jabatan, atau segunung harta untuk memuaskan nafsu mu itu. Ohh bukan itu bung, aku hanya mencari jati diri yang baik untuk ku, bukan lah suatu kepuasan bagi ku bisa mancari sesuap nasi jika aku bukan lah orang yang paling mulia dimatamu, aku bukan lah orang yang sempurna,yang memiliki rapuh nya hati. Tapi aku tahu engkau selalu memperhatikan ku untuk mensyukuri nikmat yang englau berikan.

Bekerja di perantauan tanah jawa, mungkin bagi orang aku adalah orang yang kuat, tapi sebenarnya aku sangat merindukan kampung halaman ku. Ada niat dan cita ingin pulang kesana kawan, tapi apakah engkau memberikan jalan itu untuk ku. Aku hanya berharap engkau selalu memberikan jalan yang terbaik untuk aku lalui di kehidupan yang fana ini.

Ini jalan takdir ku, aku tidak tahu 10, 20, atau 30 tahun lagi seperti apa, aku hanya berharap di setiap langkah ku merupakan ibadah kepadamu tuhan semesta alam. Karena bagaimana pun tubuh ini akan menjadi makanan cacing tanah, tapi jiwa ini akan selalu kekal, Aku hanya ingin menjadi ayah yang baik dan pembimbing yang adil, aku hanya ingin menjadi melihat anak anak ku bisa menjadi seorang tokoh dalam memperjuangkan agama mu.